BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia
pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan
dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana, namum
inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan
pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi non konvensional. Dalam rangka
Innovative School, sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi
yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan
lama. Pembelajaran
di sekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik
yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru tetap
dibutuhkan di kelas, ia sebagai desainer, motivator, pembimbing dan sebagainya
dan tentunya sebagai sosok individu harus tetap dihormati. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan
suatu kebutuhan menuju ”Innovative School” karena dengan
penggunaan (TIK) diharapkan
adanya peningkatan mutu
belajar/mengajar, peningkatan produktivitas/efisiensi dan akses, peningkatan sikap belajar
yang positif, pengembangan professional staff dan adanya peningkatan profil/pengenalan. Kelima hal
tersebut merupakan harapan sekaligus kebutuhan yang menjadi
dasar perlunya penerapan TIK di sekolah.
Dengan demikian diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan
yang sesuai dengan tuntutan global tetapi tetap searah
dengan visi dan misinya yang dikorelasikan dengan kebutuhan sekolah dan
daerah.Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah
pada masalah
elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut.
Sebelum membahas lebih lanjut kita juga perlu mengetahui dan memahami apa itu
definisi inovasi pendidikan, karakteristik, strategi, manfaat dan juga sasaran
program inovasi. Untuk itu kita bahas satu per satu.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
Definisi, Karakteristik, Strategi dan Manfaat Inovasi Pendidikan
2.
Sasaran Program Pembaruan (Inovasi)
dalam Bidang Pendidikan
3.
Apa Pengertian Teknologi Pendidikan
4.
Apa macam-macam Teknologi Pendidikan
5.
Apa manfaat dan kekurangan Teknologi Pendidikan
6.
Apa hubungan Teknologi Pendidikan dan ”Innovative
School”
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1.
Untuk mengetahui pengertian Teknologi
Pendidikan
2.
Untuk mengetahui macam-macam Teknologi
Pendidikan
3.
Untuk mengetahui manfaat dan kekurangan
Teknologi Pendidikan
4.
Untuk mengetahui hubungan Teknologi
Pendidikan dan “Innovative School”
D.
MANFAAT PEMBAHASAN
1.
Hasil
pengamatan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagi
pelaksanaan proses pembelajaran, dikaitkan dengan hubungan antara Teknologi
Pendidikan dengan “Innovative Scholl”
2.
Hasil
pengamatan ini diharapkan bermanfaat bagi pengamat sendiri guna meningkatkan
profesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran.
3.
Hasil
pengamat ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Teknologi
Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI, KARAKTERISTIK, TUJUAN
STRATEGI DAN MANFAAT INOVASI PENDIDIKAN
a.
Definisi
Berkaitan dengan perubahan sosial,
Zaltman dan Duncan (1973: 7) berpendapat bahwa semua inovasi adalah termasuk
perubahan sosial, tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi
merupakan perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Dengan demikian, inovasi adalah bagian dari perubahan sosial.
Beragam definisi inovasi
dikemukakan oleh beberapa ahli dengan susunan kalimat dan penekanan maksud yang
berbeda namun pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di antaranya
dikemukakan oleh Ibrahim (1988: 40) mendefinisikan inovasi sebagai:
Suatu ide,
barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil
invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah
suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang buatan manusia, yang diamati
atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Hal yang baru tersebut dapat berupa hasil invensi maupun
diskoveri yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan
masalah.
Invensi (Invention) adalah suatu
penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Dalam arti, hasil kreasi manusia, benda
atau hal lain yang ditemukan tersebut benar-benar belum ada sebelumnya,
kemudian diadakan kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teknik
pembuatan barang dari plastik, dll. Sedangkan diskoveri (discovery) adalah
suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah
ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan hukum gravitasi oleh
Newton, dll. (Ibrahim, 1988: 40).
Adapun inovasi pendidikan adalah inovasi dalam
bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu
hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa
hasil invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan
masalah pendidikan (Ibrahim, 1988: 51).
Dengan kata lain inovasi adalah perubahan atau
pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk
produk dalam upaya memperbaiki pendidikan agar dapat meningkatkan kemampuan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Inovasi pendidikan mencakup hal-hal
yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan dalam arti sempit (suatu
lembaga pendidikan) maupun dalam arti luas (sistem pendidikan). Miles (1964:
15) mengemukakan komponen pendidikan atau komponen sistem sosial yang
memungkinkan untuk dilakukan suatu inovasi, yaitu:
1.
Pembinaan personalia;
2.
Banyaknya personalia dan wilayah kerja;
3.
Fasilitas fisik;
4.
Penggunaan waktu;
5.
Perumusan tujuan;
6.
Peran yang diperlukan;
7.
Wawasan dan perasaan;
8.
Bentuk hubungan antar bagian;
9.
Hubungan dengan sistem yang lain;
10. Strategi.
b.
Karakteristik
Cepat lambatnya penerimaan inovasi, termasuk inovasi
pendidikan oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi sendiri.
Menurut
Rogers (1983: 14-15), karakteristik inovasi tersebut adalah:
1. Keunggulan
relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan
nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan,
kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting;
2. Kompatibel
(compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman
lalu, dan kebutuhan dari penerima;
3. Kompleksitas
(complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan manggunakan inovasi
bagi penerima;
4. Trialabilitas
(trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima;
5. Dapat
diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau tidaknya suatu hasil inovasi
oleh penerima.
Sedangkan Zaltman, Duncan, dan
Holbek (1973: 32-50) berpendapat bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atribut inovasi itu sendiri yang meliputi: pembiayaan, balik
modal, efisiensi, resiko dan ketidakpastian, mudah dikomunikasikan, kompabilitas,
kompleksitas, status ilmiah, kadar keaslian, dapat dilihat kemanfaatannya,
dapat dilihat batas sebelumnya, keterlibatan, hubungan interpersonal,
kepentingan umum dan penyuluh inovasi.
Dalam hal ini, penulis mengutip
definisi inovasi yang dikatakan oleh White (1987: 211) yang berbunyi:
“Inovation ……more than change, although all innovations involve change.”
(inovasi itu … lebih dari sekedar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan
perubahan). Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan
perubahan, kita lihat definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983: 4). “Change
refers to” continuous reapraisal and improvement of existing practice which can
be regarded as part of the normal activity ….. while innovation refers to ….
Idea, subject or practice as new by an individual or individuals, which is
intended to bring about improvement in relation to desired objectives, which is
fundamental in nature and which is planned and deliberate.”
Nichols menekankan perbedaan antara
perubahan (change) dan inovasi (innovation) sebagaimana dikatakannya di atas,
bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian, penafsiran dan
pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang
diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi menurutnya
adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu yang baru oleh seseorang
atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.
c.
Tujuan
Tujuan
Inovasi Pendidikan dan cara-cara pencapaiannya adalah :
Pembaharuan pendidikan, sebagai jawaban dari permasalahan
pendidkan, seperti:
1.
Peningkatan pemerataan/perluasan
kesempatan memperoleh dan menikmati pendidikan sesuai dengan kemauan, kemampuan
dan potensi yang dimiliki (menuju konsepsi pendidikan yang lebih demokratis)
2.
dapat mengambangkan segenap potensi
manusia tidak hanya aspek intelektual saja, tetapi juga mencangkup seluruh
aspek kepribadiannya secara bulat
3.
bergerak dari konsepsi pendidikan yang
bersifat individual menuju ke arah konsepsi yang lebih kooperatif; dari
konsepsi yang boros menjadi konsepsi pendidikan yang lebih efektif, efisien dan
relevan dengan kebutuhan pembangunan
Upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih
efektif dan ekonomis
1.
Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan
2.
Guru bersikap terbuka dan peka terhadap
perubahan dan pembaharuan guru harus senantiasa bersikap terbuka terhadap
berbagai aspirasi atau kritikan yang muncul dari mana pun datangnya.
Menurut Santoso
(1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang
dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi
pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas:
sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan sumber, tenga,
uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Tahap demi tahap arah
tujuan inovasi pendidikan Indonesia:
a.
Mengajar
ketinggalan-ketinggala yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi
sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara dengan
kemjuan tersebut
b.
Mengusahakan
terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga
Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan
Perguruan Tinggi.
d.
Strategi
Strategi inovasi pendidikan mencakup :
1.
Strategi Fasilitatif
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan
menggunakqan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan
perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan
maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi
fasilitatif akan dapat digunakan dengan tepat jika :
(a) mengenal
masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan,
(b)
merasa perlu adanya perubahan,
(c)
bersedia menerima bantuan dari luar
dirinya,
(d)
memiliki kemauan untuk berpartisipasi
dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
2.
Strategi Pendidikan.
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang
sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari
tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif,
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
- digunakan
untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai
- disertai
dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana,
donator, serta penunjang yang lain.
- digunakan
untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan
sebelumnya.
Strategi pendidikan akan kurang eefektif jika :
- tidak
tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
- digunakan
dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.
3.
Strategi bujukan.
Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak
berpartisipasi dalam perubahan sosial. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi
dalam proses pengambil keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.
Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap kurang penting atau jika cara
pemecahan masaalah kurang efektif serta pelaksana program perubahan tidak
memiliki alat control secara langsung terhadap klien..
4.
Strategi Paksaan.
Strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai
tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang
diharapkan. Penggunaan strategi paksan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
- Partisipasi
klien terhadap proses perubahan rendah
- Klien
tidak merasa perlu untuk berubah
Kennedy
(1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari Chin
dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive
(strategi pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan
Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif).
Tanggapan
Mengenai Strategi Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Inovatif ;
Para Profesional
Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus mengenal dan memahami sberbagai macam
strategi ini, hal ini akan sangat berpengaruh pada pola atau metoda dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Betapapun
baiknya manfaat dari inovasi itu bagi sasaran inovasi akan sangat sulit
diterima jika inovator tersebut tidak memahami strategi inovasi ini, atau dapat
diasumsikan mengenai ketidak berhasilan inovasi salah satunya pelkasana dari
inovasi ini tidak secara komprehenship memahami strategi inovasi.
Pembelajaran
inovatif adalah salah satu bentuk strategi inovasi, karena secara disengaja
dimunculkan agar pembelajaran lebih dapat dengan lancar mencapai tujuan. Dan
sudah barang tentu pembelajaran inovatif ini muncul dengan didasarkan pada
hasil analisis kebutuhan dari proses pembelajaran dari sasaran inovasi itu
sendiri.
e. Manfaat
Pelaksanaan
inovasi dengan menggunakan prosedur dan metode yang tepat sesuai dengan bentuk
dan jenis inovasi yang akan dilaksanakan, termasuk perencanaan dan kajian serta
petimbangan dari berbagai segi akan menghasilkan manfaat yang besar bagi semua
pihak.
Manfaat
diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya kearah
yang lebih baik, memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan
inovasi sehingga orang lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan,
mendorong untuk terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan
semangat dalam bekerja.
B.
SASARAN
PROGRAM PEMBARUAN (INOVASI) DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Sasaran
yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan
yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi
pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang
lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).
1)
Pembinaan Personalia
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial
menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun
inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru,
sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan
sebagainya.
2)
Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini,
misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
3)
Fasilitas Fisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini,
misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan
peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
4)
Penggunaan Waktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan
pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan
waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
5)
Perumusan Tujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang
jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan
pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan
tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
6)
Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
7)
Peran yang Diperlukan
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran
yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang
relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran
guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.
C.
PENGERTIAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Sebelum
membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian
teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik.
Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan
ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada
usaha untuk memecahkan masalah manusia. Berikut adalah definisi teknologi
pendidikan/pembelajaran berdasarkanbeberapa definisi dari tahun ke tahun sampai
yang terkini.
Comission
on Instructional Technology, 1970:
A systematic way of designing,
implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in
terms of specific objectives, based on research in human learning and
communication and employing a combination of human and non human resources to
bring about more effective instruction.
Suatu cara yang sistematis dalam
mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan
pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan
penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan
kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat
pembelajaran lebih efektif.
Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran
adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu
dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara
sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta
memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia.
dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam
hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar
AECT
(1972):
Educational tehcnology is a field
involved in the facilitation of human learning through the systematic
identification, development, organization and utilization of full range of
learning resources and through the management of these process.
Teknologi pendidikan adalah satu
bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi,
pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh
sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Serupa tapi tak sama, bukan?
Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah
suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar
pada manusia. Jadi obyek formal teknologi pendidikan menurut pengertian ini
adalah bagaimana memfasilitasi belajar. Dengan cara apa? Melalui identifikasi,
pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh
sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap
proses daripada pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara
sistematis seluruh sumber belajar tersebut.
ü AECT (1977):
Teknologi Pendidikan adalah proses
kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan
organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi,
sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan
adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis
maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah tersebut.
ü AECT (1994):
Teknologi Instruksional adalah teori
dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan
menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
Definisi ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977
yang menurut saya terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain
(kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan,
kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk
proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja
memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut.
ü Tom Cutchall (1999):
Instructional technology is the
research in and application of behavioral science and learning theories and the
use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and
manage the use of technology to assist in the solving of learning or
performance problems.
(source: http://www.arches.uga.edu/~cutshall/tomitdef.html)
Definisi menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT
1994. Dia menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan
aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem
untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan
pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan
kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun
hard-technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
ü AECT (2004):
Educational technology is the study
and ethical practice of facilitating learning and improving performance by
creating, using, and managing appropriate technological processes and
resources.
Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi
pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran
dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan
mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya
masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan
menarik/joyfull) dan meningkatkan kinerja.
v Berdasarkan definisi-definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa:
teknologi pembelajaran / teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
teknologi pembelajaran / teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
v Istilah teknologi pembelajaran
dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan
v Tujuan utama teknologi pembelajaran
adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran;
dan (2) untuk meningkatkan kinerja
v Dalam mewujudkan tersebut
menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan yag holistik/komprehensif, bukan
pendekatan yang bersifat parsial)
v Kawasan teknologi pembelajaran dapat
meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun
sumber-sumber belajar
v Teknologi pembelajaran tidak hanya
bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti
perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya
memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja
v Yang dimaksud dengan teknologi
disini adalah teknologi dalam arti yang luas, bukan hanya teknologi fisik
(hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
D.
MACAM-MACAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dalam
inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum
yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan
hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai
orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada lima
teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik antara lain:
F Teknologi
yang pertama : Sistem berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap
motode di dunia pendidikan. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita
inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan
riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang
umum, dimana berbagai hal saling terkait.
F Teknologi
yang kedua: Desain system
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan.
Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru
dan suatu strategi untuk perubahan.
F Teknologi
yang ketiga: Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau
jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang
berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
F Teknologi
yang keempat : Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke
arahperubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku
untukaspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC
(Perencanaan,Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).
F Teknologi
yang kelima : Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer,
multimedia,Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode
dan strateginya
diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik
ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran
adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar.
Kelima
teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan
sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/
alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan
yang efektif.
E.
Manfaat dan kekurangan Teknologi
Pendidikan
a. Manfaat Teknologi Pendidikan:
1)
Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung
konstruksi pengetahuan :
o
Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan
kepercayaan
o
Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar
pengetahuan pelajar.
2)
Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk
menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar:
o
Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
o
Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan
pandangan dunia.
3)
Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk
mendukung pelajaran dengan berbicara:
o
Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
o
Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun
konsensus antara anggota sosial.
4)
Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual:
o
Untuk mendukung pelajar
o
Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan
apa yang mereka
ketahui.
5)
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu
pendidikan/sekolah.
6)
Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas
dan efisiensi proses belajar mengajar.
7)
Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan
pendidikan.
b. Kekurangannya Teknologi Pendidikan
-
Pihak guru yang tidak bisa mengoperasikan/menguasai
elektronika akan tertinggalkan oleh siswa.
-
Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas
untuk bias mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
-
Teknologi pendidikan baik itu hardware maupun soffware
membutuhkan biaya yang mahal.
-
Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat
inovasi pendidikan.
-
Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk Hardware
memerlukan control yang tinggi dari guru atau orang tua
terutama internet dan software.
-
Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi
cenderung gagal.
F.
HUBUNGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN
”INNOVATIVE SCHOOL”.
Inovasi
pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah
ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat
alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi
indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan pendidikan. Ciri-ciri
inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut
ashby 1967 ada empat :
1)
Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran
keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser
dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2)
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3)
Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang
mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4)
Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio,
telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekam, internet,
LAN, dsb ).
Keempat perubahan di atas di dunia pendididikan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Keempat perubahan di atas di dunia pendididikan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan
pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya
sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, system desain, ilmu
pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun
swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka.
Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun
status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana
prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia
global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas
sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan,
punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat
dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan
obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam
inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan,
sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan
yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Arti pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat kita simpulkan bahwa:
-
Inovasi adalah perubahan atau
pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk
produk dalam upaya memperbaiki pendidikan agar dapat meningkatkan kemampuan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
-
Inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun
diskoveri untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan
-
Teknologi pendidikan adalah proses yang komplek yang
terpadu untuk
menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.
menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.
-
Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam usaha
menuju “ Innovative School “ atau
perubahan sekolah karena dalam teknologi pendidikan tidak hanya unsur
elektronik saja yang ada tapi SDM yang berkualitas atau mampu berpikir, mendesain
sistem, dan punya ilmu pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan
serta melakukan
teknologi pembelajaran.
-
“Innovative School“ perlu dilaksanakan supaya sekolah
mampu menjawab tantangan global dan tuntutan masyarakat.
B.
Saran
-
Hendaknya sekolah mempersiapkan sarana prasarana untuk
kebutuhan tekonologi pendidikan.
-
Hendaknya sekolah menyiapkan SDM yang siap menerapkan
teknologi pendidikan untuk perubahan sekolah (Innovative
School ).
-
Hendaknya pemerintah sering mengadakan pelatihan
seperti Jardiknas atau Diklat Komputer.
DAFTAR PUSTAKA
AECT, (1997), Defenisi Teknologi Pendidikan : Satuan Tugas Defenisi dan Terminologi,
Jakarta, Rajawali.
Miarso, Yusufhadi, (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara&Richey, Rita (1994).
Teknologi Pembelajaran Defenisi dan
Kawasannya, 1994, Universitas Negeri Jakarta.
http://wulandhary.blogspot.com/2012/06/penerapan-teknologi-pendidikan-dalam.html
http://inopend3.wordpress.com/2011/01/11/strategi-inovasi-pendidikan/#more-112
http://blognyadhika.wordpress.com/2011/05/11/inovasi-pendidikan-bagaimana-dan-apa-tujuannya/
http://emedkarmedi.blogspot.com/2011/02/pentingnya-inovasi-pembelajaran.html
http://www.anakciremai.com/2010/05/makalah-inovasi-pendidikan.html
2 comments:
C88T Titanium | TITanium Arts
C88T titanium block Titanium is a high-quality titanium graphite used ford edge titanium alloy made by T.V.S.A.I., Aventura.com Inc. Ltd. titanium nipple rings The C88T Titanium was built using the production titanium vs stainless steel of platinum. ecosport titanium
g567y9psqml694 sex toys,penis sleeves,dog dildo,realistic dildo,Clitoral Vibrators,realistic dildo,dildo,wholesale sex doll,realistic dildo x017t9uvukx193
Post a Comment