PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM INOVASI SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana, namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi non konvensional. Dalam rangka Innovative School, sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran di sekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru tetap dibutuhkan di kelas, ia sebagai desainer, motivator, pembimbing dan sebagainya dan tentunya sebagai sosok individu harus tetap dihormati. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu kebutuhan menuju ”Innovative School” karena dengan penggunaan (TIK) diharapkan adanya peningkatan mutu belajar/mengajar, peningkatan produktivitas/efisiensi dan akses, peningkatan sikap belajar yang positif, pengembangan professional staff dan adanya peningkatan profil/pengenalan. Kelima hal tersebut merupakan harapan sekaligus kebutuhan yang menjadi dasar perlunya penerapan TIK di sekolah. Dengan demikian diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan global tetapi tetap searah dengan visi dan misinya yang dikorelasikan dengan kebutuhan sekolah dan daerah.Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas  untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut. Sebelum membahas lebih lanjut kita juga perlu mengetahui dan memahami apa itu definisi inovasi pendidikan, karakteristik, strategi, manfaat dan juga sasaran program inovasi. Untuk itu kita bahas satu per satu.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.         Apa Definisi, Karakteristik, Strategi dan Manfaat Inovasi Pendidikan
2.         Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan
3.         Apa Pengertian Teknologi Pendidikan
4.         Apa macam-macam Teknologi Pendidikan
5.         Apa manfaat dan kekurangan Teknologi Pendidikan
6.         Apa hubungan Teknologi Pendidikan dan ”Innovative School”


C.    TUJUAN PEMBAHASAN
1.         Untuk mengetahui pengertian Teknologi Pendidikan
2.         Untuk mengetahui macam-macam Teknologi Pendidikan
3.         Untuk mengetahui manfaat dan kekurangan Teknologi Pendidikan
4.         Untuk mengetahui hubungan Teknologi Pendidikan dan “Innovative School”
D.    MANFAAT PEMBAHASAN
1.         Hasil pengamatan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagi pelaksanaan proses pembelajaran, dikaitkan dengan hubungan antara Teknologi Pendidikan dengan “Innovative Scholl”
2.         Hasil pengamatan ini diharapkan bermanfaat bagi pengamat sendiri guna meningkatkan profesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran.
3.         Hasil pengamat ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan








BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI, KARAKTERISTIK, TUJUAN STRATEGI DAN MANFAAT INOVASI PENDIDIKAN
a.         Definisi
Berkaitan dengan perubahan sosial, Zaltman dan Duncan (1973: 7) berpendapat bahwa semua inovasi adalah termasuk perubahan sosial, tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi merupakan perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Dengan demikian, inovasi adalah bagian dari perubahan sosial.
Beragam definisi inovasi dikemukakan oleh beberapa ahli dengan susunan kalimat dan penekanan maksud yang berbeda namun pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di antaranya dikemukakan oleh Ibrahim (1988: 40) mendefinisikan inovasi sebagai:
Suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Hal yang baru tersebut dapat berupa hasil invensi maupun diskoveri yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan masalah.
Invensi (Invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Dalam arti, hasil kreasi manusia, benda atau hal lain yang ditemukan tersebut benar-benar belum ada sebelumnya, kemudian diadakan kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teknik pembuatan barang dari plastik, dll. Sedangkan diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan hukum gravitasi oleh Newton, dll. (Ibrahim, 1988: 40).
Adapun inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan (Ibrahim, 1988: 51).
Dengan kata lain inovasi adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk produk dalam upaya memperbaiki pendidikan agar dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan dalam arti sempit (suatu lembaga pendidikan) maupun dalam arti luas (sistem pendidikan). Miles (1964: 15) mengemukakan komponen pendidikan atau komponen sistem sosial yang memungkinkan untuk dilakukan suatu inovasi, yaitu:
1.        Pembinaan personalia;
2.        Banyaknya personalia dan wilayah kerja;
3.        Fasilitas fisik;
4.        Penggunaan waktu;
5.        Perumusan tujuan;
6.        Peran yang diperlukan;
7.        Wawasan dan perasaan;
8.        Bentuk hubungan antar bagian;
9.        Hubungan dengan sistem yang lain;
10.    Strategi.

b.         Karakteristik
Cepat lambatnya penerimaan inovasi, termasuk inovasi pendidikan oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi sendiri.
Menurut Rogers (1983: 14-15), karakteristik inovasi tersebut adalah:
1.      Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting;
2.      Kompatibel (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima;
3.      Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan manggunakan inovasi bagi penerima;
4.      Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima;
5.      Dapat diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau tidaknya suatu hasil inovasi oleh penerima.
Sedangkan Zaltman, Duncan, dan Holbek (1973: 32-50) berpendapat bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi itu sendiri yang meliputi: pembiayaan, balik modal, efisiensi, resiko dan ketidakpastian, mudah dikomunikasikan, kompabilitas, kompleksitas, status ilmiah, kadar keaslian, dapat dilihat kemanfaatannya, dapat dilihat batas sebelumnya, keterlibatan, hubungan interpersonal, kepentingan umum dan penyuluh inovasi.
Dalam hal ini, penulis mengutip definisi inovasi yang dikatakan oleh White (1987: 211) yang berbunyi: “Inovation ……more than change, although all innovations involve change.” (inovasi itu … lebih dari sekedar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan). Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, kita lihat definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983: 4). “Change refers to” continuous reapraisal and improvement of existing practice which can be regarded as part of the normal activity ….. while innovation refers to …. Idea, subject or practice as new by an individual or individuals, which is intended to bring about improvement in relation to desired objectives, which is fundamental in nature and which is planned and deliberate.”
Nichols menekankan perbedaan antara perubahan (change) dan inovasi (innovation) sebagaimana dikatakannya di atas, bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada yang diangap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi menurutnya adalah mengacu kepada ide, obyek atau praktek sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.



c.         Tujuan
Tujuan Inovasi Pendidikan dan cara-cara pencapaiannya adalah :
Pembaharuan pendidikan, sebagai jawaban dari permasalahan pendidkan, seperti:
1.      Peningkatan pemerataan/perluasan kesempatan memperoleh dan menikmati pendidikan sesuai dengan kemauan, kemampuan dan potensi yang dimiliki (menuju konsepsi pendidikan yang lebih demokratis)
2.      dapat mengambangkan segenap potensi manusia tidak hanya aspek intelektual saja, tetapi juga mencangkup seluruh aspek kepribadiannya secara bulat
3.      bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual menuju ke arah konsepsi yang lebih kooperatif; dari konsepsi yang boros menjadi konsepsi pendidikan yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan
Upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis
1.      Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan
2.      Guru bersikap terbuka dan peka terhadap perubahan dan pembaharuan guru harus senantiasa bersikap terbuka terhadap berbagai aspirasi atau kritikan yang muncul dari mana pun datangnya.
Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia:
a.       Mengajar ketinggalan-ketinggala yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara dengan kemjuan tersebut
b.      Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.

d.      Strategi
Strategi inovasi pendidikan mencakup :
1.      Strategi Fasilitatif
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakqan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi fasilitatif akan dapat digunakan dengan tepat jika :
(a)    mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan,
(b)   merasa perlu adanya perubahan,
(c)    bersedia menerima bantuan dari luar dirinya,
(d)   memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
2.      Strategi Pendidikan.
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
-    digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai
-    disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana, donator, serta penunjang yang lain.
-    digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya.

Strategi pendidikan akan kurang eefektif jika :
-    tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
-    digunakan dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.

3.      Strategi bujukan.
Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambil keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masaalah kurang efektif serta pelaksana program perubahan tidak memiliki alat control secara langsung terhadap klien..

4.      Strategi Paksaan.
Strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi paksan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
-    Partisipasi klien terhadap proses perubahan rendah
-    Klien tidak merasa perlu untuk berubah
Kennedy (1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari Chin dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive (strategi pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif).
Tanggapan Mengenai Strategi Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Inovatif ;
Para Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus mengenal dan memahami sberbagai macam strategi ini, hal ini akan sangat berpengaruh pada pola atau metoda dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Betapapun baiknya manfaat dari inovasi itu bagi sasaran inovasi akan sangat sulit diterima jika inovator tersebut tidak memahami strategi inovasi ini, atau dapat diasumsikan mengenai ketidak berhasilan inovasi salah satunya pelkasana dari inovasi ini tidak secara komprehenship memahami strategi inovasi.
Pembelajaran inovatif adalah salah satu bentuk strategi inovasi, karena secara disengaja dimunculkan agar pembelajaran lebih dapat dengan lancar mencapai tujuan. Dan sudah barang tentu pembelajaran inovatif ini muncul dengan didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dari proses pembelajaran dari sasaran inovasi itu sendiri.
e.       Manfaat
Pelaksanaan inovasi dengan menggunakan prosedur dan metode yang tepat sesuai dengan bentuk dan jenis inovasi yang akan dilaksanakan, termasuk perencanaan dan kajian serta petimbangan dari berbagai segi akan menghasilkan manfaat yang besar bagi semua pihak.
Manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya kearah yang lebih baik, memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan semangat dalam bekerja.

B.     SASARAN PROGRAM PEMBARUAN (INOVASI) DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).
1)        Pembinaan Personalia
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
2)        Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
3)        Fasilitas Fisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
4)        Penggunaan Waktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
5)        Perumusan Tujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
6)        Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
7)        Peran yang Diperlukan
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.

C.    PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Berikut adalah definisi teknologi pendidikan/pembelajaran berdasarkanbeberapa definisi dari tahun ke tahun sampai yang terkini.

Comission on Instructional Technology, 1970:
A systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction.
Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar

AECT (1972):
Educational tehcnology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning resources and through the management of these process.
Teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Serupa tapi tak sama, bukan? Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar. Dengan cara apa? Melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar tersebut.

ü  AECT (1977):
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.

ü  AECT (1994):
Teknologi Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
Definisi ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977 yang menurut saya terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut.

ü  Tom Cutchall (1999):
Instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. (source: http://www.arches.uga.edu/~cutshall/tomitdef.html)
Definisi menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT 1994. Dia menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.

ü  AECT (2004):
Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.
Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan meningkatkan kinerja.
v   Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
teknologi pembelajaran / teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
v   Istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan
v   Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
v   Dalam mewujudkan tersebut menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan yag holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial)
v   Kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar
v   Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja
v   Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah teknologi dalam arti yang luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)

D.    MACAM-MACAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik antara lain:
F   Teknologi yang pertama : Sistem berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap motode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.

F   Teknologi yang kedua: Desain system
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.

F   Teknologi yang ketiga: Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.

F   Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arahperubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untukaspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan,Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).

F   Teknologi yang kelima : Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia,Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar.

Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.

E.     Manfaat dan kekurangan Teknologi Pendidikan
a.    Manfaat Teknologi Pendidikan:
1)        Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan :
o    Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan
o    Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
2)        Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar:
o    Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
o    Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
3)        Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara:
o    Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
o    Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.
4)        Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual:
o    Untuk mendukung pelajar
o    Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yang mereka ketahui.
5)        Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
6)        Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
7)        Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

b.    Kekurangannya Teknologi Pendidikan
-    Pihak guru yang tidak bisa mengoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggalkan oleh siswa.
-    Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bias mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
-    Teknologi pendidikan baik itu hardware maupun soffware membutuhkan biaya yang mahal.
-    Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
-    Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk Hardware memerlukan control yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
-    Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.

F.     HUBUNGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN ”INNOVATIVE SCHOOL”.
Inovasi pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan pendidikan. Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat :
1)             Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2)             Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3)             Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4)             Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekam, internet, LAN, dsb ).
Keempat perubahan di atas di dunia pendidid
ikan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, system desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.














BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Arti pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat kita simpulkan bahwa:
-    Inovasi adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk produk dalam upaya memperbaiki pendidikan agar dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
-    Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan
-    Teknologi pendidikan adalah proses yang komplek yang terpadu untuk
menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.
-    Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam usaha menuju            “ Innovative School “ atau perubahan sekolah karena dalam teknologi pendidikan tidak hanya unsur elektronik saja yang ada tapi SDM yang berkualitas atau mampu berpikir, mendesain sistem, dan punya ilmu pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan serta melakukan teknologi pembelajaran.
-    “Innovative School“ perlu dilaksanakan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan tuntutan masyarakat.

B.       Saran
-    Hendaknya sekolah mempersiapkan sarana prasarana untuk kebutuhan tekonologi pendidikan.
-    Hendaknya sekolah menyiapkan SDM yang siap menerapkan teknologi pendidikan untuk perubahan sekolah (Innovative School ).
-    Hendaknya pemerintah sering mengadakan pelatihan seperti Jardiknas atau Diklat Komputer.











DAFTAR PUSTAKA

AECT, (1997), Defenisi Teknologi Pendidikan : Satuan Tugas Defenisi dan Terminologi, Jakarta, Rajawali.

Miarso, Yusufhadi, (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Seels, Barbara&Richey, Rita (1994). Teknologi Pembelajaran Defenisi dan Kawasannya, 1994, Universitas Negeri Jakarta.

http://wulandhary.blogspot.com/2012/06/penerapan-teknologi-pendidikan-dalam.html

http://inopend3.wordpress.com/2011/01/11/strategi-inovasi-pendidikan/#more-112

http://blognyadhika.wordpress.com/2011/05/11/inovasi-pendidikan-bagaimana-dan-apa-tujuannya/
http://emedkarmedi.blogspot.com/2011/02/pentingnya-inovasi-pembelajaran.html
http://www.anakciremai.com/2010/05/makalah-inovasi-pendidikan.html